Wednesday, 29 June 2016

Syarat La Ilaha IllAlloh #8




 

Syarat La Ilaha IllAlloh #8

1.   Beberapa hal penting untuk memperluas pembaha-san La Ilaha IllAlloh adalah:

La Ilaha IllAlloh berarti tidak ada Ilah yang hak selain Alloh , tidak ada Robb yang berhak diibadahi selain Alloh, tidak ada pencipta selain Alloh, tidak ada yang menghidup-kan dan mematikan selain Alloh, tidak ada penentu dan pe-ngatur segala sesuatu selain Alloh, tidak ada pemberi dan pencegah selain Alloh, tidak ada penguasa yang bisa me-nandingi Alloh, tidak ada dzat yang tidak bisa ditundukkan dengan mudah oleh Alloh, tidak ada kesempurnaan yang mutlak selain pada Alloh, tidak ada peribadatan yang boleh diberikan selain kepada Alloh, tidak ada satu dzat pun yang berada di luar genggaman kekuasan Alloh, tidak ada dzat yang berhak diagungkan dan dimuliakan selain Alloh, tidak ada hakim yang maha benar selain Alloh, tidak ada hukum dan undang-undang yang boleh diterapkan selain hukum-hukum Alloh, tidak ada agama yang boleh dianut selain aga-ma Alloh



2.        Syarat-syarat La Ilaha IllAlloh adalah:

1)    al-‘Ilmu (ilmu atau pengetahuan tentang arti La Ilaha IllAlloh):

Pengetahuan tentang arti La Ilaha IllAlloh adalah hal utama bagi seseorang yang bersaksi atas syahadat terse-but. Tanpa mengetahui artinya, tidak ada gunanya lafadz syahadat tersebut bagi yang bersaksi. Arti yang wajib di-ketahui bagi seseorang yang bersyahadat adalah arti glo-bal yang telah dijelaskan di atas (point 1). Sedangkan arti detail, perlu dipelajari terus untuk menambah keimanan seseorang dan mencegahnya dari terjatuh kepada lawan syahadat tersebut, yaitu kesyirikan.

“Maka ketahuilah bahwa tiada sesembahan (yang haq) selain Alloh.” 
 [QS. Muhammad(47): 19]

“…akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa’at ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka mengetahui(nya).” [QS. az-Zukhruf (43): 86]


Rosululloh  bersabda:

(( مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ ))

“Barangsiapa yang meninggal dunia dan mengeta-hui bahwa tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) kecuali Alloh, niscaya dia akan masuk jannah.” (HR. Muslim No. 38 dan Ahmad No. 434)


2)   al-Yaqin (keyakinan tentang kebenaran syahadahnya):

Seseorang yang bersaksi La Ilaha IllAlloh dan di hati-nya meragukan kebenaran syahadat ini, maka syahadat-nya tidak akan diterima. Mempelajari isi syahadat pada khususnya dan agama Islam pada umumnya dengan disertai doa kepada Alloh  insya Alloh akan memperkuat keyakinan seseorang dari waktu ke waktu.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanya-lah orang-orang yang beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Alloh, mereka itulah orang-orang yang benar.” [QS. al-Hujurat (49): 15]


Rosululloh  bersabda:

(( مَنْ لَقِيْتَ مِنْ وَرَاءِ هَذَا الْحَائِطِ يَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُسْتَيْقِنًا بِهَا قَلْبُهُ فَبَشِّرْهُ بِالْجَنَّةِ ))

“Barangsiapa yang berjumpa denganmu dari balik dinding ini dan dia bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) selain Alloh, dan meyakini dengan hatinya, maka berilah kabar gembira bahwa dia akan masuk jannah.” (HR. Muslim No. 46)


3)   al-Inqiyad (tunduk melaksanakan kandungannya):

Syahadat mempunyai berbagai tuntutan dan kandungan yang harus dilaksanakan sebagai konsekuensi dari keima-nan kita kepadanya. Terhadap berbagai tuntutan dan kan-dungan tersebut, kita harus tunduk kepadanya, lahir dan batin.


“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah ka-lian pada Alloh serta  jauhkanlah  diri kalian dari perbuatan riba jika kalian benar-benar orang-orang mukmin.” [QS. al-Baqoroh (2): 278]



“Sesungguhnya itulah syetan-syetan yang menakut-nakuti kalian dari pengikut-pengikutnya, maka janganlah ka-lian takut pada mereka takutlah kalian pada-Ku jika kalian benar-benar orang-orang muk-min.” [QS. Ali ‘Imron (3): 175] 

“Wahai orang-orang yang beriman, ta’atilah Alloh dan Rosul-Nya dan ulil amri di antara kalian. Jika kalian bersengketa tentang suatu hal maka kemba-likanlah hu-kumnya kepada Alloh (al-Qur’an) dan Rosul (Sunnah-nya) jika kalian benar-benar beriman kepada Alloh dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya.” [QS. an-Nisa’ (4): 59]


“Wahai orang-orang yang beriman janganlah ka-lian menjadikan orang-orang yang menjadikan aga-manya sebagai olok-olokan dan permainan, yaitu orang-orang yang diturunkan pada mereka al-Kitab sebelum kalian serta menjadikan orang-orang kafir sebagai kekasih. Dan bertakwalah kalian pada Alloh jika kalian benar-benar orang-orang mukmin.” [QS. Al Ma’idah(5): 57]


4)  al-Qabul (menerima, tidak menolak kandungan-kandu-ngannya):

Syahadat tidak diterima dari seseorang yang menerima se-bagian kandungan dan menolak sebagian lagi. Seperti hal-nya orang-orang murtad di Jazirah Arab ketika Rosululloh  wafat dunia, mereka menerima seluruh ajaran Islam ke-cuali zakat. Maka mereka pun diperangi Abu Bakar se-bagai orang-orang yang keluar dari agama.



“Apakah kalian beriman kepada sebagian dari al-Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tia-dalah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari pada kalian, melainkan kenistaan dalam kehidupan du-nia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Alloh tidak lengah dari apa yang kalian perbuat.” [QS.Al Baqoroh (2): 85]
 

5)   al-Ikhlash (bersyahadat dan melaksanakan isinya hanya demi Alloh .

Artinya bahwa seseorang bersyahadat harus hanya karena Alloh  dan tidak mengharapkan apapun dari siapa pun juga, selain Alloh .  



“Mereka tidak diperintahkan kecuali beribadah kepada Alloh dengan mengikhlaskan agama bagi-Nya.” [QS. al-Bayyinah (98): 5]

Rosululloh  bersabda:

(( أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي مَنْ قَالَ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبهِ ))

“Manusia yang paling berbahagia dengan syafa’at-ku adalah orang yang mengucapkan La Ilaha IllAlloh dengan tulus ikhlas dari hatinya.” (HR. Bukhori No. 97 dan Ahmad No. 8503)


6)  ash-Shidq (jujur):

Yang dimaksud dengan jujur adalah bahwa syahadat yang diucapkan benar-benar meresap di dalam hati, bukan hanya di mulut saja.

“Adakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiar-kan saja berkata: kami telah beriman, tanpa mereka diuji. Sesungguhnya Kami telah uji orang-orang yang sebelum mereka, supaya Alloh mengetahui mereka yang jujur dan mereka yang dusta.” [QS. al-‘Ankabut (29): 1-3]

Rosululloh  bersabda:

(( مَنْ قَالَ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ صَادِقًا مِنْ قَلْبِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ ))

Barangsiapa mengucapkan La Ilaha IllAlloh dengan jujur dari hatinya, niscaya dia masuk surga.” (HR. Bukhori No. 125, Muslim No. 47 dan Ahmad No. 11882)


7)   al-Mahabbah (kecintaan):

Seseorang yang bersyahadat harus mencintai syahadat tersebut dan mencintai orang-orang yang bersyahadat lain-nya. Harus memberikan al-wala’ dan al-baro’ atas dasar syahadatnya tersebut. Yaitu berwala’ kepada ahli La Ilaha IllAlloh dan berbaro’ kepada musuh-musuh La Ilaha IllAlloh.



“Adapun orang-orang yang beriman amat cinta ke-pada Alloh.” [QS.  al-Baqoroh (2): 165]

Rosululloh   bersabda:

(( أَوْثَقُ عُرَي اْلإِيْمَانِ اَلْحُبُّ فِي اللهِ وَاْلبُغْضُ فِي اللهِ ))

“Ikatan iman yang paling kuat adalah mencintai karena Alloh dan membenci karena-Nya pula.” (HR. Ahmad No. 17793)

Rangkuman Materi Kuliah 






;

You May Also Like

Subscribe by Email

Syarat La Ilaha IllAlloh #8
4/ 5
Oleh