Syarat La Ilaha IllAlloh #8
1. Beberapa hal penting untuk memperluas pembaha-san La Ilaha IllAlloh
adalah:
La Ilaha IllAlloh berarti tidak ada Ilah yang hak selain Alloh
, tidak ada Robb yang berhak diibadahi selain Alloh, tidak ada
pencipta selain Alloh, tidak ada yang menghidup-kan dan mematikan selain Alloh,
tidak ada penentu dan pe-ngatur segala sesuatu selain Alloh, tidak ada pemberi
dan pencegah selain Alloh, tidak ada penguasa yang bisa me-nandingi Alloh,
tidak ada dzat yang tidak bisa ditundukkan dengan mudah oleh Alloh, tidak ada
kesempurnaan yang mutlak selain pada Alloh, tidak ada peribadatan yang boleh
diberikan selain kepada Alloh, tidak ada satu dzat pun yang berada di luar
genggaman kekuasan Alloh, tidak ada dzat yang berhak diagungkan dan dimuliakan
selain Alloh, tidak ada hakim yang maha benar selain Alloh, tidak ada hukum dan
undang-undang yang boleh diterapkan selain hukum-hukum Alloh, tidak ada agama
yang boleh dianut selain aga-ma Alloh
2.
Syarat-syarat La Ilaha IllAlloh adalah:
1) al-‘Ilmu (ilmu atau pengetahuan tentang arti La Ilaha
IllAlloh):
Pengetahuan
tentang arti La Ilaha IllAlloh adalah hal utama bagi seseorang
yang bersaksi atas syahadat terse-but. Tanpa mengetahui artinya, tidak ada
gunanya lafadz syahadat tersebut bagi yang bersaksi. Arti yang wajib di-ketahui
bagi seseorang yang bersyahadat adalah arti glo-bal yang telah dijelaskan di
atas (point 1). Sedangkan arti detail, perlu dipelajari terus untuk menambah keimanan
seseorang dan mencegahnya dari terjatuh kepada lawan syahadat tersebut, yaitu
kesyirikan.
“Maka ketahuilah bahwa tiada
sesembahan (yang haq) selain Alloh.”
[QS. Muhammad(47): 19]
“…akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa’at ialah) orang
yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka mengetahui(nya).” [QS. az-Zukhruf (43): 86]
Rosululloh
bersabda:
(( مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ ))
“Barangsiapa yang meninggal dunia dan mengeta-hui bahwa tidak
ada Ilah (yang berhak diibadahi) kecuali
Alloh, niscaya dia akan masuk jannah.” (HR. Muslim No. 38 dan Ahmad No. 434)
2) al-Yaqin (keyakinan tentang kebenaran syahadahnya):
Seseorang yang
bersaksi La Ilaha IllAlloh dan di hati-nya meragukan kebenaran
syahadat ini, maka syahadat-nya tidak akan diterima. Mempelajari isi syahadat
pada khususnya dan agama Islam pada umumnya dengan disertai doa kepada Alloh
insya Alloh akan
memperkuat keyakinan seseorang dari waktu ke waktu.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanya-lah orang-orang
yang beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya kemudian mereka tidak
ragu-ragu, dan berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Alloh, mereka
itulah orang-orang yang benar.” [QS. al-Hujurat (49): 15]
Rosululloh
bersabda:
(( مَنْ لَقِيْتَ مِنْ وَرَاءِ هَذَا الْحَائِطِ يَشْهَدُ أَنْ لاَ
اِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُسْتَيْقِنًا بِهَا قَلْبُهُ فَبَشِّرْهُ بِالْجَنَّةِ ))
“Barangsiapa yang berjumpa denganmu dari balik dinding ini dan dia bersaksi
bahwa tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) selain Alloh, dan meyakini dengan hatinya, maka berilah kabar gembira bahwa
dia akan masuk jannah.” (HR. Muslim No. 46)
3) al-Inqiyad (tunduk melaksanakan kandungannya):
Syahadat mempunyai
berbagai tuntutan dan kandungan yang harus dilaksanakan sebagai konsekuensi
dari keima-nan kita kepadanya. Terhadap berbagai tuntutan dan kan-dungan
tersebut, kita harus tunduk kepadanya, lahir dan batin.
“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah ka-lian pada Alloh
serta jauhkanlah diri kalian dari perbuatan riba jika kalian benar-benar orang-orang mukmin.” [QS. al-Baqoroh (2): 278]
“Sesungguhnya itulah
syetan-syetan yang menakut-nakuti kalian dari pengikut-pengikutnya, maka janganlah ka-lian takut pada mereka takutlah kalian pada-Ku jika
kalian benar-benar orang-orang muk-min.” [QS. Ali ‘Imron (3): 175]
“Wahai orang-orang yang beriman,
ta’atilah Alloh dan Rosul-Nya dan ulil amri di antara kalian. Jika kalian
bersengketa tentang suatu hal maka kemba-likanlah hu-kumnya kepada Alloh (al-Qur’an) dan Rosul (Sunnah-nya) jika kalian benar-benar beriman kepada Alloh dan hari kemudian. Yang
demikian itu adalah lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya.” [QS.
an-Nisa’ (4): 59]
“Wahai
orang-orang yang beriman janganlah
ka-lian menjadikan orang-orang yang
menjadikan aga-manya sebagai olok-olokan dan permainan, yaitu orang-orang yang
diturunkan pada mereka al-Kitab sebelum kalian serta menjadikan orang-orang kafir sebagai kekasih. Dan
bertakwalah kalian pada Alloh jika kalian benar-benar orang-orang mukmin.” [QS.
Al Ma’idah(5): 57]
4) al-Qabul (menerima, tidak menolak kandungan-kandu-ngannya):
Syahadat tidak
diterima dari seseorang yang menerima se-bagian kandungan dan menolak sebagian
lagi. Seperti hal-nya orang-orang murtad di Jazirah Arab ketika
Rosululloh
wafat dunia, mereka menerima seluruh ajaran Islam ke-cuali zakat. Maka mereka pun diperangi Abu Bakar se-bagai orang-orang yang keluar dari agama.
“Apakah kalian
beriman kepada sebagian dari al-Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebagian
yang lain? Tia-dalah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari pada
kalian, melainkan kenistaan dalam kehidupan du-nia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada
siksa yang sangat berat. Alloh tidak lengah dari apa yang kalian perbuat.” [QS.Al Baqoroh (2): 85]
5) al-Ikhlash (bersyahadat dan melaksanakan isinya hanya demi Alloh
.
Artinya bahwa
seseorang bersyahadat harus hanya karena Alloh
dan tidak mengharapkan
apapun dari siapa pun juga, selain Alloh
.
“Mereka tidak diperintahkan kecuali beribadah kepada Alloh dengan mengikhlaskan agama bagi-Nya.” [QS. al-Bayyinah (98): 5]
Rosululloh
bersabda:
(( أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي
مَنْ قَالَ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبهِ ))
“Manusia yang
paling berbahagia dengan syafa’at-ku adalah
orang yang mengucapkan La Ilaha IllAlloh dengan tulus ikhlas dari
hatinya.” (HR. Bukhori No.
97 dan Ahmad No. 8503)
6) ash-Shidq (jujur):
Yang dimaksud
dengan jujur adalah bahwa syahadat yang diucapkan benar-benar meresap di dalam
hati, bukan hanya di mulut saja.
“Adakah
manusia mengira bahwa mereka akan dibiar-kan saja berkata: kami telah beriman, tanpa mereka
diuji. Sesungguhnya Kami telah uji orang-orang yang sebelum mereka, supaya
Alloh mengetahui mereka yang jujur dan mereka yang dusta.” [QS. al-‘Ankabut (29): 1-3]
Rosululloh
bersabda:
(( مَنْ قَالَ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ صَادِقًا مِنْ قَلْبِهِ
دَخَلَ الْجَنَّةَ ))
“Barangsiapa
mengucapkan La Ilaha IllAlloh dengan jujur dari hatinya, niscaya dia
masuk surga.” (HR. Bukhori
No. 125, Muslim No. 47 dan Ahmad No. 11882)
7) al-Mahabbah (kecintaan):
Seseorang yang
bersyahadat harus mencintai syahadat tersebut
dan mencintai orang-orang yang bersyahadat lain-nya. Harus memberikan al-wala’
dan al-baro’ atas dasar syahadatnya tersebut. Yaitu berwala’ kepada
ahli La Ilaha IllAlloh dan berbaro’ kepada musuh-musuh La
Ilaha IllAlloh.
“Adapun orang-orang yang beriman amat cinta ke-pada Alloh.” [QS. al-Baqoroh (2): 165]
Rosululloh
bersabda:
(( أَوْثَقُ عُرَي اْلإِيْمَانِ اَلْحُبُّ فِي اللهِ وَاْلبُغْضُ
فِي اللهِ ))
“Ikatan iman yang paling kuat adalah mencintai karena Alloh dan membenci karena-Nya pula.” (HR. Ahmad No. 17793)
Rangkuman Materi Kuliah